Selasa, 19 Maret 2013

Tentang Sriwijaya FC

Pada saat ini, nama Sriwijaya FC mungkin sudah sangat dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Ketika nama Sriwijaya FC disebut, maka masyarakat Indonesia akan teringat pada sosok Ferry Rotinsulu, Kayamba Gumbs, Tantan, Eddie Boakay Foday, Rivky Mokodompit, dan juga kota Palembang serta Provinsi Sumatera Selatan. Kota Palembang merupakan home base dari tim yang berjuluk Laskar Wong Kito ini.

Tetapi, mungkin tidak banyak orang yang mengetahui sejarah dari tim yang tepat berusia delapan tahun pada 23 Oktober 2012 lalu. Ya, Sriwijaya FC merupakan salah satu klub sepak bola yang berusia muda di pentas sepakbola tertinggi di Indonesia.
Publik Solo, mungkin termasuk salah satu yang bangga dengan Sriwijaya FC, selain publik Sumatera Selatan tentunya. Sriwijaya FC pada masa sebelumnya, merupakan tim dari Jakarta Timur yang hijrah ke Solo hingga akhirnya berubah nama menjadi Persijatim Solo FC.

Pada waktu itu, Persijatim Solo FC merupakan sebuah klub perserikatan dari Jakarta Timur yang hijrah ke Solo yang mungkin dikarenakan rasa cemburu terhadap perhatian yang diberikan oleh Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta terhadap rekan sedaerah mereka. Selain Persijatim, ada juga nama Pelita Jaya yang memutuskan untuk hengkang dari Jakarta. (klik)

Setelah keluar dari Jakarta, Pelita Jaya dan Persijatim menjadikan Solo sebagai tempat persinggahan pertama bagi mereka. Antusiasme publik Solo sangat tinggi dengan kehadiran Pelita Jaya dan Persijatim. Guna mewujudkan kegembiraan mereka, publik Solo pun membentuk Kelompok Supporter dengan nama PASOEPATI yang pada awalnya merupakan kependekan dari PASUKAN SUPORTER PELITA SEJATI.

Namun, kemesraan publik Solo yang sudah ditinggalkan oleh ARSETO sejak bubar di tahun 1998 dan juga PERSIS yang tersendat di divisi tiga, hanya bertahan dua musim saja. Hal ini dikarenakan Pelita Jaya yang dimiliki oleh Nirwan Bakrie tersebut, memutuskan untuk hengkang dari Solo karena ada tawaran yang menarik dari Krakatau Steel di Cilegon.



Setelah ditinggal pergi oleh Pelita Jaya, Persijatim pun mendatangi Solo dan disambut dengan hangat oleh PASOEPATI yang kemudian berganti kepanjangan menjadi “PASUKAN SUPPORTER SOLO SEJATI” dan klub tersebut berubah nama menjadi PERSIJATIM SOLO FC dibawah kepemimpinan G. H. Sutejo dan mendapatkan dukungan dari Mohammad Zein yang pada waktu itu sebagai Wakil Ketua PSSI.

Setelah menjadi Persijatim Solo FC, para pemain klub tersebut secara resmi latihan dan berkandang di Stadion Manahan. Persijatim Solo FC pada waktu itu dihuni oleh pemain-pemain yang sudah sangat beken pada saat masa dulu dan masa kini. Mereka diantaranya adalah Ismed Sofyan, Hari Salisbury, Maman Abdurrahman, Wawan Darmawan, Mardiansyah, Toni Sucipto dan Ferry Rotinsulu.

Tetapi, Persijatim Solo FC pun tidak bertahan lama, hanya tiga tahun. Persijatim Solo FC memutuskan untuk Pergi karena merasa bahwa mereka sudah tidak didukung oleh Pemerintahan Kota. Persijatim Solo FC pun sempat bimbang dikarenakan tidak ada tujuan yang pasti dimana mereka akan berlabuh. Namun, pada akhirnya mereka melirik Palembang sebagai labuhan terakhir mereka dan gayung pun bersambut.

Pada waktu itu, Kota Palembang baru saja melaksanakan Pekan Olahraga Nasional (PON) yang ke XVI pada tahun 2004. Stadion Jakabaring yang dibangun sebagai tempat pelaksanaan pertandingan sepak bola, akhirnya tidak bisa digunakan lagi ketika PON telah selesai. Hal ini dikarenakan tidak adanya klub sepak bola yang akan menggunakan stadion tersebut. Alasan inilah yang mempersatukan niat pihak Persijatim Solo FC yang diwakili oleh Muhammad Zein dengan pihak Pemerintahan Provinsi Sumatera Selatan yang dipimpin oleh Ir. H. Syahrial Oesman untuk membeli Persijatim Solo FC dan berganti nama menjadi Sriwijaya FC.

Beberapa orang pemain lama Persijatim Solo FC, masih tetap membela Sriwijaya FC walaupun sudah berganti nama. Tercatat nama Vijay yang merupakan pemain keturunan India, Toni Sucipto, dan Ferry Rotinsulu yang pada akhirnya nama Ferry Rotinsulu menjadi sangat dikenal oleh publik Sumatera Selatan dan Indonesia tentunya.

Prestasi Persijatim Solo FC semenjak berganti nama menjadi Sriwijaya FC, mengalami terus mengalami perbaikan. Pada pertama kali mengikuti kompetisi, prestasinya tidak terbilang cemerlang. Klub ini harus berjuang untuk lolos dari zona degradasi dan akhirnya selamat dengan berada di peringkat sembilan klasemen akhir wilayah barat Divisi Utama Liga Indonesia pada musim 2005.

Manajemen Sriwijaya FC dibawah kendali Ir. H. Syahrial Oesman terus melakukan perbaikan demi perbaikan dari musim ke musim. Tahun 2006, klub kebanggaan masyarakat Sumatera Selatan ini, menduduki peringkat enam klasemen akhir wilayah barat Divisi Utama Liga Indonesia.

Ternyata, perjuangan demi perjuangan yang dilakukan oleh manajemen Sriwijaya FC bersama dengan pelatih dan para pemain serta semua elemen Sriwijaya FC yang lainnya, tidaklah sia-sia. Pada tahun 2007/2008, Sriwijaya FC dibawah pelatih Rahmad Darmawan, menjadi Juara Divisi Utama Liga Indonesia dan bahkan menciptakan sejarah sebagai klub pertama yang mendapatkan gelar ganda dengan menjadi Juara Divisi Utama Liga Indonesia dan Juara Piala Indonesia.

Tentu saja keberhasilan ini memberikan kebahagiaan yang sangat besar kepada masyarakat Sumatera Selatan. Keberhasilan ini mengangkat nama Sriwijaya FC sebagai salah satu klub besar di Indonesia dan juga mengangkat nama Sumatera Selatan menjadi lebih dikenal oleh masyarakat Indonesia dan bahkan masyarakat luar negeri.

Pencapaian prestasi Sriiwjaya FC terus berlanjut. Pada tahun 2008/2009, Sriwijaya FC kembali menjadi juara Piala Indonesia untuk kedua kalinya secara berturut-turut. Tentunya hal ini membuat Sriwijaya FC dipandang sebagai klub yang disegani di Indonesia. Bahkan, Sriwijaya FC kembali mencetak sejarah baru setelah berhasil menjadi juara Piala Indonesia tiga kali berturut-turut pada musim 2009/2010.

Menjadi klub pertama yang mendapatkan double winner dan juara Piala Indonesia tiga kali berturut-turut, membuat nama Sriwijaya FC tercatat dalam Buku Museum Rekor Indonesia sebagai klub pertama yang berhasil menjadi Juara Divisi Utama Liga Indonesia dan Juara Piala Indonesia serta menjadi Klub sepak bola pertama yang berhasil menjuarai Piala Indonesia tiga kali berturut-turut.

Kini, Sriwijaya FC telah dimiliki oleh PT. Sriwijaya Optimis Mandiri (PT. SOM) karena telah mengalami opsi penjualan kepemilikan yang dilakukan oleh Pemerintahan Provinsi Sumatera Selatan. Selama dikelola oleh PT. Sriwijaya Optimis Mandiri, telah banyak prestasi yang telah didapatkan oleh Sriwijaya FC. Prestasi tersebut adalah Juara Community Shielad, Juara Piala Indonesia, Dua Kali Juara Inter Island Cup, Juara Perang Bintang, dan Juara Indonesian Super League musim 2011/2012.

Skuad Persijatim Solo FC dengan Formasi 3-5-2

Penjaga Gawang : Ferry Rotinsulu (Kini Menjadi Andalan di Sriwijaya FC) Pemain Belakang : Maman Abdurrahman, Leo Soputan, Tony Sucipto. Pemain Tengah : Ismed Sofyan, Eka Ramdani, Modestus Setiawan, Ayouck Louis Berti, Hari Salisbury. Pemain Depan : Rochi Puttiray, Mardiansyah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar